Ibadah Shalat



Assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Hay Gaes,jumpa  sekarang bareng saya.Kali ini kita akan bahas  mengenai shalat baik sejarahnya, hakikanya, cara menjalankannya dan lain-lain,langsung saja ya gaes.

Keilmuan Ibadah Salat


Sejarah shalat
Dahulu sebelum adanya kewajiban shalat lima waktu,Allah mewajibkan untuk umat islam salat malam(qiyamul lail). Tetapi, sesudah peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W, syariat qiyamul lail diganti dengan shalat lima waktu. Awalnya Allah menetapkan lima puluh kali shalat dalam sehari, namun kemudian Allah menetapkan hanya lima kali sehari setelah Rasulullah meminta keringanan kepada Allah. “Itu lima yang sama dengan lima puluh, ketetapanku tidak akan berubah,” tegas Allah kala itu. (Shahih al-Bukhari no. 349, 1636, 3342; dan lainnya.). Sejak saat itu, shalat qiyamul lail pun dihukumi sunnah dan digantikan shalat fardu yang lima waktu tersebut.

Hakikat shalat
Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai suatu ibadah yang diwajibkan bagi muslim laki-laki atau perempuan, berupa perktaan dan perbuatan berdasarkan syarat-syarat dan rukun tertentu, yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan tiang agama yang harus dijaga setiap orang beriman. Shalat adalah ibadah yang pertama kali dihisab oleh Allah kelak di akhirat. Oleh karena itu, shalat juga dapat diartikan sebagai tolak ukur amal, jika shalat seseorang buruk, maka buruklah seluruh amalnya, dan jika shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya. Shalat merupakan perjumpaan hamba dengan sang Khaliq, dan juga merupakan tempat  untuk mengadu, dan meminta serta wujud rasa syukur hamba kepada Allah untuk kembali berkomitmen sebagai hambanya yang beriman. Ibadah ini hukumnya wajib dikerjakan bagi seorang muslim, dan tidak boleh ditinggalkan. Shalat harus tetap dikerjakan walau sedang sakit dengan cara duduk, jika tidak mampu maka dengan berbaring, jika tidak mampu maka dengan sedikit anggukan kepala atau dengan isyarat.


Firman Allah Untuk Melaksanakan Salat
1. وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
  • Artinya:"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku”.( Qs Al Baqoroh 02 : 34 ).

2. وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
  • Artinya:"Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. sesungguhnya Allah maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan".(QS Al Baqarah  02: 110).

3. وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
  • Artinya:"Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan ta'atlah kepada rosul, supaya kamu diberi rahmat".( Qs An Nuur 24 : 56).


Rukun Shalat
1. Niat.
2. Takbiratul ihrom(mengangkat kedua tangan sampai daun telinga,diiringi niat).
3. Membaca do’a iftitah(hukumnya sunnah,dan memiliki banyak macam).
4. Mmbaca suratul Fatihah ditiap rakaat.
5. Membaca surat pendek atau beberapa bagian surat panjang atau satu surat panjang penuh.
6. Ruku’.
7. I’tidal(bangun dari rukuk).
8. Sujud.
9. Iftirasy(duduk diantara dua sujud).
10. Tahiyyat awal
11. Tawaruk(Tahiyyat akhir).
12. Salam.
Catatan*:Dalam shalat subuh,setelah bangun dari ruku’pada rakaat kedua dianjurkan membaca do’a qunut,tetapi ada sebagian ulama atau mashab yang tidak membacanya, tetapi tidak apa-apa.
Catatan**:Setelah imam membaca”Ghairil maghdubi alaihim waladhdhallin”, sebelum mengucapka “aamiin”, ma’mum mengucapkan dengan lirih”Rabbighfirli waliwalidayya wal muslimin”.

Khusyu dalam shalat
Imam Ibnu Katsir menjelaskan:”khusyu bermakna ketenangan, pelan-pelan, ketetapan hati, tawadu, serta merasa diawasi oleh Allah Azza Wajalla. Sementara Ibnu Koyyim mengatakan:”Khusyu adalah menghadap hati dihadapan Allah dengan sikap tunduk dan rendah diri”.Khusyu adalah roh dan inti dari shalat,Allah telah menyifati sifat khusyu pada rasul-rasul dan orang-orang saleh, sebagaimana firman Allah :”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami”(QS.Al-Anbiya:90). Karena itulah, Allah menegaskan dalam firmannya:”Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyu’ dalam salatnya”(QS.Al-Mu’minuun:1-2), sementara itu dalam surat lain Allah berfirman:”Maka celakalah orang yang salat, yaitu orang yang lalai dari salatnya”(QS.Al-Ma’un:4-5). Dalam sebuah hadist Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam berdo’a:”Ya Allah,lindungilah hamba dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan do’a yang tidak dikabulkan”(HR.Imam Muslim). Rasulullah menggandengkan empat perkara yang tercela ini sebagai isyarat bahwa ilmu yang tidak bermanfaat memliki dampak buruk, yaitu hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan do’a yang tidak dikabulkan.

Pada akhir zaman, kelak ilmu  yang pertama kali diangkat oleh Allah adalah kekhusu’an, sebagaimana sabda Nabi:”Yang pertama kali diangkat (oleh Allah) dari umat ini adalah sifat khusyu’,sehingga(nantinya) kamu tidak akan melihat lagi orang yang khusyu’(dalam ibadahnya)”.(HR.Abu Darda). Orang yang khusyu tidak cukup terlihat dalam gerakan salatnya, bisa jadi khusyu terlihat dalam kehidupannya sehari-hari, sebagaimana Allah berfirman:”Tanda-tanda mereka tampak pada  wajah mereka dari bekas sujud”(QS.Al Fath:29). Para ulama menafsirka ayat ini, yang dmaksud bekas sujud bukan secara fisik, tapi salat akan berdampak pada akhlaknya, pribadinya mulia, berwibawa, dan suka menolong orang lain. Ibnu Katsir menjelaskan faedah khusyu’ dalam shalat adalah membawa seorang mu’min untuk mencicipi manisnya iman, dan menjadikan salatnya sebagai quratul ain atau penyejuk hati, sebagaimana sabda Nabi pada Bilal:”Wahai Bilal, senangkanlah (hati) kami dengan (melaksanakan) salat”(HR.Abu Daud dan Ahmad).

Kekhusyu’an Rasulullah dan Sahabat Dalam Shalat
Dari Mutharrif, dari ayahnya ia berkata:”Aku melihat Rasulullah salallahu alaihi wasalam salat, dan di dadanya ada suara gemuruh,bagai gemuruhnya penggilingan akibat tangisan”(HR.Tirmidzi dan Abu Daud). Dalam hadist lain Atho’ pernah bertanya pada Aisyah R.A”Ceritakanlah kepadaku apa yang  paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis,’Suatu malam Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam berdiri untuk shalat, Beliau berkata:”Wahai Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan aku senang menyenangkanmu”. Lalu beliaupun bangun dan shalat, lalu beliau salat sambil menangis hingga lantai kamarku basah karena air mata beliau. Lalu berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika Bilal meliht mata Rasulullah basah karena menangis, Bilal pun bertanya:”Wahai Rasulullah,untuk apa engkau menagis padahal Allah telah mengampunidosamu yang lalu dan yang akan datang?”Rasul menjawab:”Wahai Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba yang banyak bersyukur, malam ini diturunkan kepadaku ayat yang rugilah orang yang membacanya dan tidak menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194(HR.Ibnu Hibban). Setelah Rasul, tentu para sahabat yang lebih khusyu’dalam shalat, yaitu Abdullah bin Zubair ketika salat ia seolah-olah sebatang kayu karena khusyu’nya. Sementara Umar bin Khattab seolah-olah ia tercekik saat membaca salah satu ayat, sehungga orang menganggapnya sedang sakit. Ali bin Abi Thallib ketika waktu shalat tiba ia begitu terguncang dan wajahnya pucat, ada yang bertanya”ada apa dengan dirimu wahai Amirul mu’minin?”Ia menjawab:”karena waktu amanah telah datang, amanah yang disampaikan pada langit, bumi, dan gunung, mereka tidak sanggup memikulnya, dan aku sanggup”.

Tingkatan Orang Dalam Shalat

Menurut Ibnu Kayyim al jauziyah:
1. Tingkatan orang yang sia-sia, orang yang selalu kurang dalam wudhu’nya, waktu-waktu shalatnya, batasan-batasannya, dan rukun-rukunnya. Orang ini akan disiksa atas kelalaiannya.
2. Orang yang memelihara waktu-waktunya, batasan-batasannya, rukun-rukun lahiriahnya, dan wudhu’nya. Tetapi ia tidak bermujahadah terhadap bisikan-bisikan setan saat shalat, akhirnya ia larut dalam bisikan itu. Orang ini akan dihisab sesuai  amalnya.
3. Orang yang memelihara waktu-waktunya, batasan-batasannya, rukun-rukun lahiriahnya, dan wudhu’nya, ia juga bermujahadah melawan bisikan setan dalam shalatnya. Orang ini akan dihapus kesalahannya.
4. Orang yang dalam shalat, ia tunaikan hak-hanya, rukun-rukunnya, dan batasannya, hatinya larut dalam shalat hanya menyembah Tuhannya. Orang ini akan mendapat pahala.
5. Orang yang berada di tingkatan tertinggi, dalam hatinya ia melihat Tuhannya, merasa diawasi-Nya, penuh dengan cinta dan mengagungkannya, seolah-olah ia melihat dan menyaksikan secara kasat mata. Orang ini disebut Muqarrab min rabbbihi atau yang didekatkan pada Tuhannya.

Cara Supaya Khusyu’ Dalam Shalat

1. Berusaha memahami, dan mentadaburi ayat dan bacaan dalam shalat. Jika ayat yang dibaca tentang perintah maka bertekadlah untuk dijalankan, jika ada ayat tentang perintah maka bertekadlah untuk menjauhinya, jika ada ayat berisi ancaman, takutlah pada Allah, dan jika ada ayat berisi kabar gembira munculah harapan, sementara jika ada  ayat tentang nasihat dan peristiwa sejarah maka ambilah pelajaran.
2. Persiapkan kondisi lahiriah yaitu menunggu waktu datangnya shalat dan berwudhu sebelum datang waktu shalat, sebagaimana sabda Rasulullah:”Barang siapa berwudhu dengan baik kemudian keluar untuk tujuan shalat. Maka orang itu berada dalam shalat selama ia bertujuan menuju shalat. Setiap satu langkahnya ditulis kebaikan dan langkah lainnya dihapus kesalahan”(HR.Imam Malik).
3. Jangan tergesa-gesa saat berangkat ke masjid, bacalah do’a dan berdzikirlah. Ketika  memasuki masjid jangan lupa mengucap salawat  dan do’a,sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam:”Allahummaftah li abwaba rohmatika. Wahai Tuhanku,bukalah untukku segala pintu rahmat-Mu”. Dan pabila keluar dari masjid bacalah:”Allahumma inni as’aluka minfadhlika.Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu limpahan rahmat-Mu”.
4. Sebelum shalat, disunnahkan membaca ta’awudz. Karena ketika seseorang sedang shalat, setan menurunkan pasukannya yang bernama khanzab untuk mengganggu orang shalat, hingga orang itu lupa berapa hitungan rakaat salat atau rasa was-was, apakah buang angin atau tidak. Jangan menoleh saat shalat, karena ini adalah perbuatan setan yang tengah mencari kelengahan orang yang shalat. Menurut para ulama, menoleh itu dimakruhkan karena bisa mengurangi kekhusyu’an, namun apabila menolehnya itu sampai memalingkan dadanya atau seluruh lehernya, maka bukan lagi makruh melainkan shalatnya batal, sebagaimana sabda Nabi:”Allah SWT selalu menghadap kepada seorang hamba dalam shalatnya, selama dia tidak menoleh, apabila dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun pergi”.(HR.Abu Dawud dan  Nasa’i).
5. Ingatlah mati, seolah ini adalah shalat terakhir yang kita laksanakan. Rasulullah berpesan:”Ingatlah mati saat kamu shalat, sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat shalat maka ia akan memperbaiki shalatnya, dan salatlah seperti orang yang mengira itu shalatnya yang terakhir”.(HR.Dailami).
6. Perindahlah bacaan shalat, dan arahkan pandangan ke tempat sujud. Bagi sebagian orang, memejamkan mata dianggap menambah kekhusyu’an, Rasululla tidak pernah mencontohkan hal itu. Namun para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Imam Ahmad mengatakan, memejamkan mata saat salat hukumnya makruh, karena itu kebiasaan orang yahudi, tapi sebagian ulama mengatakan tidak makruh, asalkan tujuannya baik. Misalnya agar tidak terganggu oleh objek visual yang ada di depannya, atau disekitar tempat shalat. Bahkan, memejamkan pada saat seperti itu dianjurkan

Faktor yang mempengaruhi ketidak khusyu’an
1. Ornamen atau hiasan.
2. Tempat yang bising.
3. Ngantuk dan perut lapar.Rasul bersabda:”Ketika makan malam sudah siap dan datang waktu shalat, maka dahulukan makan malam”.(HR.Bukhari).Kecuali waktu shalat sudah hampir habis, maka salatlah yang harus didahulukan
4. Hindari menahan buang air besar atau kecil dan buang angin.
5. Jangan membaca bacaan shalat terlalu keras, karena dapat mengganggu jema’ah di sekitar kita. Rasul bersabda:”Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah, janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebuh kers dari saudaranya dalam shalat”.(HR.Abu Dawud).

Waktu Yang Dilarang Untuk Shalat
1. Masa diantara usai shalat Subuh, hingga matahari terbit sepeggalang.
2. Waktu istiqwani,yaitu waktu matahari tegak lurus di siang hari.
3. Setelah Ashar.
Alasan: Waktu-waktu itu berkaitan dengan posisi  matahari. Pada saat matahari terbit, setan muncul dan menghiasi mata manusia sehingga orang-orang yang tersesat akan menyembah matahari. Sama halnya dengan waktu matahari tepat berada diatas kepala dan sesudah salat Ashar. Salat pada waktu-waktu ini hukumnya makruh.

Yang Membatalkan Shalat
1. Hadast kecil maupun besar.
2. Kejatuhan najis apabila tidak lekas dibuang.
3. Terbuka auratnya apabila tidak lekas ditutup.
4. Berbicara bacaan diluar bacaan salat.
5. Makan, minum walaupun sedikit dan tidak sengaja.
6. Bergerak Tiga kali berturut-turut diluar gerakan shalat.
7. Melompat atau memukul bersangatan.
8. Sengaja menambah rukun shalat.
9. Mendahlui imam.
10. Merubah arah kiblat.
11. Tertawa terbahak-bahak atau berdaham-daham.
12. Sengaja niat keluar shalat.
13. Murtad.


Semoga bermanfaat ya gaes,o iya artikel ini saya ambil dari beberapa literatur yang tersedia baik buku maupun video.Kalau ada kesalahan saya minta maaf.
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Mengikuti Program DevHandal dan Tersertifikasi Certified Developer dari Alibaba Cloud